Jumat, 29 Januari 2016
PORSENI XXII PONPES DAARUL FALAH
Dalam kegiatan ini , merupakan
kegiatan olahraga dan seni yang diselenggarakan dengan berbagai kegiatan dan
perlombaan pada cabang olahraga dan seni dengan tema“ Kembangkan kreativitas ,
semangat Olahraga dan Solidaritas "
Di sisi lain tujuan pelaksanaan porseni yang di selenggarakan oleh
IP3/4Df memiliki target sasaran yaitu
diharapkan agar setelah kagiatan ini berlangsung, para santri dapat terus
mengembangkan kreativitasnya dan semangat juang serta rasa solidaritas dan
ukhwah islamiyah yang tinggi terhadap sesama “Kegiatan porseni yang akan
dilaksanakan pada tahun ini diikuti oleh 420 peserta putra dan 567 peserta putri
dengan 38 cabang perlombaan dari putra dan 46 cabang perlombaan dari putri yang
akan di gelar dan diperlombakan tahun ini” Ujar Riyan Alfian selaku panitia
pelaksana ( Bag.olahraga PPDF)
Daarul Falah Senin (8/13) Pembukaan
upacara PORSENI XXII yang dilaksanakan di lapangan PPDF pada jam 7 : 30 wib
diwarnai dengan kemeriahan dan atraksi santri ditambah dengan iringan marching
band yang menyertai para kontingen dari masing-masing cabang olahraga yang akan
di perlombakan
“Bapak pimpinan dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa porseni
tahun ini harus mampu merekrut kader kader santri yang memiliki potensi dalam
bidangan olahraga dan seni sehingga mereka mampu menjadi atlet yang bersaing di
kancah dunia”
Dengan membaca “BISMILLAHIROHMANIROHIM” upacara pembukaan PORSENI XXII
saya buka”Ujara bapak Pimpinan , diiringi dengan pelepasan 500 balon ke udara,
tepat pada jam 10 :00 acara pembukaan PORSENI XXII telah usai dilaksanakan dan
pada hari itu juga tim sepak bola asatid Pondok Pesantren Daarul Falah ikut
berpartisipasi sebagai laga pembuka pada
cabang olahraga sepak bola melawan kelas lima
Daarul Falah_ Sabtu(18/13) Upacara Penutupan porseni XXII dipenuhi
dengan ratusan piala dan piagam serta hadiah dari berbagai macam perlombaan
sore itu “bapak pimpinan menyamapaikan terimaksih kepada santri yang ikut serta
dan berpartisipasi pada porseni tahun ini” dilanjutkan dengan pemadaman api
Porseni sebagai simbolik berakhirnya
kegiatan porseni XXII , acara dilanjutkan dengan pembagian piala dan hadiah
kepada peserta yang dapat memenangkan perlombaan
Di tengah pembagian hadiah
kami coba mendekati salah satu koordinator
“ Alhamdulilah Saya merasa lega sekaligus bangga karena acara porseni
XXII tahun ini dapat berjalan dengan baik meski masih banyak kekurangan di
sana- sini, itu sebagai pembelajaran kami nanti untuk tahun depan” Ujar Adi
mahesa ketika di wawancarai oleh tim redaksi, tak hanya sampai di situ tim pun
mencoba mewawancarai salah satu santri yang namanya di sebutkan sebagai
pemenang salah satu perlombaan Doni santri kelas 3C
Sambil tersipu malu “Alhamdulillah dapat juara jugaa akhirnya……!! ”
LOMBA PIDATO TIGA BAHASA AKHIR SANAH
Muhadoroh atau pada umumnya orang sering kenal sebagai latihan
berpidato adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib yang diterapakan
dipondok pesantren modern dan bahkan masuk dalam salah satu program
pengurus bagian pengajaran
yaitu pidato
Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Pada bulan maret perlombaan pidato tiga bahasa yang diselenggarakan
sebagai babak penyisihan yang di adakan oleh bagian pengajaran (LPTB) tahun ini
terbagi menjadi tiga tahap yaitu penyisihan, semi final dan final”Ujar ridwan
rifaldi pengurus bagian pengajaran
Babak penyisishan yang diselenggarakan pada sabtu malam 15 maret
2014 di ikuti oleh 5 peserta dari setiap kafilah yang nantinya akan di lombakan
sebagai perwakilan kafilah pada babak final
DAARUL FALAH – Ahad (23/3/2014) pukul 20.00 WIB, santri putra dan
kembali mengadakan ajang kebolehan santriwan dan santriawati dalam berpidato dan tilawah Qur’an bertajuk
“Pidato Akbar dan MTQ”. Acara ini merupakan acara tahunan IP3/4Df yang dilaksanakan di bawah koordinasi Bagian
Pengajaran setelah mengalami beberapa tahap audisi perlombaan, dengan mengambil
peserta yang telah masuk pada babak penyisihan sebagai perwakilan kafilah untuk
melanjutkan pada babak selanjutnya yaitu lomba pidato akbar yang mewakili
pidato Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, serta 6 peserta lomba
Musaabaqatu Tilawati-l-Qur’an (MTQ) ini diberi waktu selama 7 menit di setiap
penampilannya,
Perlombaan yang di laksanakan pada malam itu mendapat sambutan
hangat dari dewan guru yang di undang untuk menjadi juri pada malam itu, Juri
yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi
Ust. Jaenal Abidin, Spd.I dan Ust Taufik Yakin, LC. Menjadi juri
pidato Bahasa Indonesia, Ust Faui Firdaus menjadi juri Bahasa Inggris, dan Ust
Muhajir,LC menjadi juri Bahasa Arab
Adapun para pemenang dalam perlombaan ini dinilai dari beberapa
kriteria, diantaranya keberanian, isi pidato, bahasa, penyampaian, keindahan
dan kedisiplinan. Ajang yang di buka oleh wakil koordinator bagian
pengajaran, ustad Feby Nuryadi di Aula
Pondok Pesantren Daarul Falah bertujuan
untuk memberikan pendidikan mental dan keberanian bagi seluruh santri umumnya
dan para kontestan khususnya. “Setiap apa yang dilihat, dipelajari, didengar
dan dirasakan adalah pendidikan, dan kita akan melihat nanti kedepan kalian
yang di depan saya akan menjadi mubalig yang akan berkiprah dimasyarakat
meneruskan perjuang para mujahid dan risalah rasul "tutur ust Feby Nuryadi
ketika diwawancarai .
Perlombaan yang dilaksanakan berlangsung dengan penuh suasana
gembira ini di ikuti dengan suara dukungan dari berbagai kelompok kepada
delegasi dari masing masing Kafilah .
Ahmad husna pendukung (kafilah mujahidin)
ketika dimintai keterangan oleh tim redaksi " sambil berteriak ia
mengucapkan kami pasti menang kami
pasti menaaaaaaaangg "
Kegiatan yang dilaksanakan pada malam itu di saksikan oleh 1700
santri ini mengundang daya tarik tersendiri . Dengan berbagai dukungan berupa
spanduk yang di pasang dan yel yel
menjadi sebuah pusat perhatian para asatizd dan asatizdah ditambah
dengan penampilan para peserta yang tampil dengan gaya pidato seperti dai dai
kondang pada umumnya yang sudah terkenal di media dan masyarakat dengan gaun
busana yang indah menambah motivasi tersendiri bagi yang lain untuk menyaksikan
perlombaan tersebut.
Dede Rukoyah sambil tersipu malu ia mengatakan "acaranya
seruuu dan lucuuuuu.,,,!! "
Ketika diwawancari oleh redaksi . Acara meriah yang berlangsung
pada malam itu akhirnya berakhir pada jam 11 : 00 wib, tiba tiba terdengar suara ledakan dari jauh
akhir nya tim coba hampir arah dan sumber suara tersebut berada dengan penuh rasa penasaran tim coba masuk
kedalam kerumunan santri, ternyata hanya
sebuah teatrikal acara penyalaan kembang api . tak lama kemudian terdengar
suara bel bunyi tanda waktu tidur telah tiba dengan sigapnya seluruh santri
pada malam itu bergegas masuk ke dalam kamar dan tidur berselimutkan ribuan
kenangan nice dream …*****
PRAKTEK AMALIAH TADRIS KELAS 6 PONPES DAARUL FALAH
Carengan__ Pondok Pesantren
Daarul Falah telah memasuki masa-masa Amaliyah Tadris (praktek mengajar-red)
dengan dimulainya pengarahan tentang pelaksanaan Amaliyah Tadris, Senin (5/14)
ini. Pengarahan umum yang disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Falah
dan panitia Pelaksana itu menggambarkan dasar-dasar pendidikan dan pengajaran ,
Siswa Akhir kelas 6 (nihai ) menyadari betapa pentingnya mengajar sebagai
bentuk belajar yang paling efektif bagi seorang penuntut ilmu. Pengarahan yang
diadakan di aula Pondok Pesantren Darul Falah itu dijadwalkan berlangsung
selama dua minggu hari, Sabtu-Ahad ,
dihadiri oleh seluruh musyrif (pembimbing-red) yang terdiri dari Asatid dan para
asatidzah pembimbing dari masing masing kelompok.
“Selain untuk mendidik , pelaksanaan kegiatan Siswa
Akhir menjelang yudisium seperti Amaliyah Tadris, ujian akhir. Di samping itu,
Siswa Akhir menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang di agendakan oleh
pondok seperti taftisul kutub dan pembuatan makalah (paper) yang akan di sidangkan
seperti halnya mahasiswa yang akan menghadapi akhir wisuda dengan ujian skripsinya.
Selama hampir dua minggu siswa kelas 6 berjibaku menghadapi Tarbiyah Amaliyah.
Sebuah ujian mental dan akademis bagi segenap siswa siswi I yang jumlahnya
mencapai 181 dalam bentuk praktek mengajar. Selain harus menguasai materi yang
diajarkan, mereka juga dituntut untuk mempersiapkan mental, baik pada saat
mengajar di dalam kelas maupun sewaktu mendapatkan evaluasi dari teman
sekelompoknya. Setelah melewati hari-hari yang membekali mereka sebuah
keterampilan dalam mengajar, akhirnya Tarbiyah Amaliyah berakhir dengan lancar
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.Pada saat memberikan sambutan dalam acara
penutupan di aula pondok (Sabtu,25/14)
Drs KH Ahmad Khudlori. MM .MPd Pimpinan Pondok Modern Daarul Falah ,
menyampaikan, Tarbiyah Amaliah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting
bagi siswa kelas 6 sebelum menjadi alumni. Banyak hal yang bisa diperoleh dari
proses Tarbiyah Amaliyah di samping keterampilan mengajar. Dari sinilah seorang
santri belajar melatih mental dan selalu siap untuk dievaluasi atau mendapatkan
kritikan dari orang lain. Dalam Tarbiyah Amaliyah, siswa kelas 6 Pondok
Pesantren Daarul Falah melalui tahap-
tahap pendidikan yang tidak akan pernah dirasakan siswa yang lainnya. Berawal dari Tarbiyah Amaliyah perdana, Selnin
(5/14), seluruh siswa kelas 6 Pondok Pesantren Daarul Falah memusatkan pikiran untuk kelancaran praktek
mengajar yang mereka jalani mulai dari latihan setiap hari dan seragam yang
sudah mereka siapkan sebelumnya. Tarbiyah Amaliyah perdana yang menjadiacuan
pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah selanjutnya dilaksanakan sepuluh orang siswa
kelas 6 Pondok Pesantren Daarul Falah di
kelas- kelas yang telah ditentukan panitia. Kholis maeni (6-A) bertugas sebagai pelaksana Tarbiyah
Amaliyah perdana di kelas IIIA gedung Abu
Bakar Sihabudin (6-A) bertugas di kelas
III B, Gedung Ali Bin Abi Thalib disusul putrid Riana Ramdhanti di gedung KH
Moh Sana
. Pada pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah tahun ini,
seluruh siswa kelas 6 terbagi ke dalam 18 kelompok Tarbiyah Amaliyah. Setiap
kelompok beranggotakan sekitar 10 santri putra putri kelas 6 dengan satu sampai
tiga ustadz pembimbing pada setiap pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah. Secara
bergilir, masing- masing mendapatkan jatah praktek mengajar pelajaran tertentu
di kelas-kelas yang telah ditentukan panitia. Setiap harinya, panitia memanggil
siswa kelas 6 yang mendapatkan giliran melaksanakan Tarbiyah Amaliyah. Mereka
dipanggil tiga hari sebelum hari praktek dengan harapan agar setiap individu
mempunyai waktu yang cukup dalam mempersiapkan diri,berkonsultasi dengan
pembimbing dan latihan mengajar. Hal ini berlangsung sepanjang pelaksanaan
Tarbiyah Amaliyah yang dimulai pada hari Senin(5/14) hingga menjelang penutupan,
Sabtu (25/14) yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan buku dan kitab
(taftisul kutub) kesibukan mulai mewarnai kegiatan santri kelas enam setelah
praktek mengajar ( tarbiyah amaliah) mereka harus menyiapkan pelajaran dan
kitab mulai dari kelas satu sampai kelas enam di sana mereka dituntut untuk
melengkapi kekurangan dari buku pelajaran atau kitab yang pernah mereka pelajari mulai dari mereka
kelas satu, setelah kegiatan tersebut mereka harus di sibukan kembali dengan
sidang munaqosah (paper) dan kegiatan yang lain sampai pada waktu dimana mereka
akan diwisuda “selamat dan terus berjuang semoga sukses”
Langganan:
Postingan (Atom)