Carengan__ Pondok Pesantren
Daarul Falah telah memasuki masa-masa Amaliyah Tadris (praktek mengajar-red)
dengan dimulainya pengarahan tentang pelaksanaan Amaliyah Tadris, Senin (5/14)
ini. Pengarahan umum yang disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Falah
dan panitia Pelaksana itu menggambarkan dasar-dasar pendidikan dan pengajaran ,
Siswa Akhir kelas 6 (nihai ) menyadari betapa pentingnya mengajar sebagai
bentuk belajar yang paling efektif bagi seorang penuntut ilmu. Pengarahan yang
diadakan di aula Pondok Pesantren Darul Falah itu dijadwalkan berlangsung
selama dua minggu hari, Sabtu-Ahad ,
dihadiri oleh seluruh musyrif (pembimbing-red) yang terdiri dari Asatid dan para
asatidzah pembimbing dari masing masing kelompok.
“Selain untuk mendidik , pelaksanaan kegiatan Siswa
Akhir menjelang yudisium seperti Amaliyah Tadris, ujian akhir. Di samping itu,
Siswa Akhir menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang di agendakan oleh
pondok seperti taftisul kutub dan pembuatan makalah (paper) yang akan di sidangkan
seperti halnya mahasiswa yang akan menghadapi akhir wisuda dengan ujian skripsinya.
Selama hampir dua minggu siswa kelas 6 berjibaku menghadapi Tarbiyah Amaliyah.
Sebuah ujian mental dan akademis bagi segenap siswa siswi I yang jumlahnya
mencapai 181 dalam bentuk praktek mengajar. Selain harus menguasai materi yang
diajarkan, mereka juga dituntut untuk mempersiapkan mental, baik pada saat
mengajar di dalam kelas maupun sewaktu mendapatkan evaluasi dari teman
sekelompoknya. Setelah melewati hari-hari yang membekali mereka sebuah
keterampilan dalam mengajar, akhirnya Tarbiyah Amaliyah berakhir dengan lancar
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.Pada saat memberikan sambutan dalam acara
penutupan di aula pondok (Sabtu,25/14)
Drs KH Ahmad Khudlori. MM .MPd Pimpinan Pondok Modern Daarul Falah ,
menyampaikan, Tarbiyah Amaliah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting
bagi siswa kelas 6 sebelum menjadi alumni. Banyak hal yang bisa diperoleh dari
proses Tarbiyah Amaliyah di samping keterampilan mengajar. Dari sinilah seorang
santri belajar melatih mental dan selalu siap untuk dievaluasi atau mendapatkan
kritikan dari orang lain. Dalam Tarbiyah Amaliyah, siswa kelas 6 Pondok
Pesantren Daarul Falah melalui tahap-
tahap pendidikan yang tidak akan pernah dirasakan siswa yang lainnya. Berawal dari Tarbiyah Amaliyah perdana, Selnin
(5/14), seluruh siswa kelas 6 Pondok Pesantren Daarul Falah memusatkan pikiran untuk kelancaran praktek
mengajar yang mereka jalani mulai dari latihan setiap hari dan seragam yang
sudah mereka siapkan sebelumnya. Tarbiyah Amaliyah perdana yang menjadiacuan
pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah selanjutnya dilaksanakan sepuluh orang siswa
kelas 6 Pondok Pesantren Daarul Falah di
kelas- kelas yang telah ditentukan panitia. Kholis maeni (6-A) bertugas sebagai pelaksana Tarbiyah
Amaliyah perdana di kelas IIIA gedung Abu
Bakar Sihabudin (6-A) bertugas di kelas
III B, Gedung Ali Bin Abi Thalib disusul putrid Riana Ramdhanti di gedung KH
Moh Sana
. Pada pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah tahun ini,
seluruh siswa kelas 6 terbagi ke dalam 18 kelompok Tarbiyah Amaliyah. Setiap
kelompok beranggotakan sekitar 10 santri putra putri kelas 6 dengan satu sampai
tiga ustadz pembimbing pada setiap pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah. Secara
bergilir, masing- masing mendapatkan jatah praktek mengajar pelajaran tertentu
di kelas-kelas yang telah ditentukan panitia. Setiap harinya, panitia memanggil
siswa kelas 6 yang mendapatkan giliran melaksanakan Tarbiyah Amaliyah. Mereka
dipanggil tiga hari sebelum hari praktek dengan harapan agar setiap individu
mempunyai waktu yang cukup dalam mempersiapkan diri,berkonsultasi dengan
pembimbing dan latihan mengajar. Hal ini berlangsung sepanjang pelaksanaan
Tarbiyah Amaliyah yang dimulai pada hari Senin(5/14) hingga menjelang penutupan,
Sabtu (25/14) yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan buku dan kitab
(taftisul kutub) kesibukan mulai mewarnai kegiatan santri kelas enam setelah
praktek mengajar ( tarbiyah amaliah) mereka harus menyiapkan pelajaran dan
kitab mulai dari kelas satu sampai kelas enam di sana mereka dituntut untuk
melengkapi kekurangan dari buku pelajaran atau kitab yang pernah mereka pelajari mulai dari mereka
kelas satu, setelah kegiatan tersebut mereka harus di sibukan kembali dengan
sidang munaqosah (paper) dan kegiatan yang lain sampai pada waktu dimana mereka
akan diwisuda “selamat dan terus berjuang semoga sukses”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar