Jumat, 29 Januari 2016

PRAKTEK AMALIAH TADRIS KELAS 6 PONPES DAARUL FALAH


Carengan__ Pondok Pesantren Daarul Falah telah memasuki masa-masa Amaliyah Tadris (praktek mengajar-red) dengan dimulainya pengarahan tentang pelaksanaan Amaliyah Tadris, Senin (5/14) ini. Pengarahan umum yang disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Falah dan panitia Pelaksana itu menggambarkan dasar-dasar pendidikan dan pengajaran , Siswa Akhir kelas 6 (nihai ) menyadari betapa pentingnya mengajar sebagai bentuk belajar yang paling efektif bagi seorang penuntut ilmu. Pengarahan yang diadakan di aula Pondok Pesantren Darul Falah itu dijadwalkan berlangsung selama dua minggu  hari, Sabtu-Ahad , dihadiri oleh seluruh musyrif (pembimbing-red) yang terdiri dari Asatid dan para asatidzah pembimbing dari masing masing kelompok.
Selain untuk mendidik , pelaksanaan kegiatan Siswa Akhir menjelang yudisium seperti Amaliyah Tadris, ujian akhir. Di samping itu, Siswa Akhir menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang di agendakan oleh pondok seperti taftisul kutub dan pembuatan makalah (paper) yang akan di sidangkan seperti halnya mahasiswa yang akan menghadapi akhir wisuda dengan ujian skripsinya.

Selama hampir dua minggu siswa kelas 6  berjibaku menghadapi Tarbiyah Amaliyah. Sebuah ujian mental dan akademis bagi segenap siswa siswi I yang jumlahnya mencapai 181 dalam bentuk praktek mengajar. Selain harus menguasai materi yang diajarkan, mereka juga dituntut untuk mempersiapkan mental, baik pada saat mengajar di dalam kelas maupun sewaktu mendapatkan evaluasi dari teman sekelompoknya. Setelah melewati hari-hari yang membekali mereka sebuah keterampilan dalam mengajar, akhirnya Tarbiyah Amaliyah berakhir dengan lancar sesuai dengan jadwal yang ditentukan.Pada saat memberikan sambutan dalam acara penutupan di aula pondok (Sabtu,25/14)  Drs KH Ahmad Khudlori. MM .MPd Pimpinan Pondok Modern Daarul Falah , menyampaikan, Tarbiyah Amaliah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi siswa kelas 6 sebelum menjadi alumni. Banyak hal yang bisa diperoleh dari proses Tarbiyah Amaliyah di samping keterampilan mengajar. Dari sinilah seorang santri belajar melatih mental dan selalu siap untuk dievaluasi atau mendapatkan kritikan dari orang lain. Dalam Tarbiyah Amaliyah, siswa kelas 6 Pondok Pesantren Daarul Falah  melalui tahap- tahap pendidikan yang tidak akan pernah dirasakan siswa yang lainnya.     Berawal dari Tarbiyah Amaliyah perdana, Selnin (5/14), seluruh siswa kelas 6 Pondok Pesantren Daarul Falah  memusatkan pikiran untuk kelancaran praktek mengajar yang mereka jalani mulai dari latihan setiap hari dan seragam yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Tarbiyah Amaliyah perdana yang menjadiacuan pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah selanjutnya dilaksanakan sepuluh orang siswa kelas 6 Pondok Pesantren Daarul Falah  di kelas- kelas yang telah ditentukan panitia. Kholis maeni  (6-A) bertugas sebagai pelaksana Tarbiyah Amaliyah perdana di kelas IIIA  gedung Abu Bakar  Sihabudin (6-A) bertugas di kelas III B, Gedung Ali Bin Abi Thalib disusul putrid Riana Ramdhanti di gedung KH Moh Sana
. Pada pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah tahun ini, seluruh siswa kelas 6 terbagi ke dalam 18 kelompok Tarbiyah Amaliyah. Setiap kelompok beranggotakan sekitar 10 santri putra putri kelas 6 dengan satu sampai tiga ustadz pembimbing pada setiap pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah. Secara bergilir, masing- masing mendapatkan jatah praktek mengajar pelajaran tertentu di kelas-kelas yang telah ditentukan panitia. Setiap harinya, panitia memanggil siswa kelas 6 yang mendapatkan giliran melaksanakan Tarbiyah Amaliyah. Mereka dipanggil tiga hari sebelum hari praktek dengan harapan agar setiap individu mempunyai waktu yang cukup dalam mempersiapkan diri,berkonsultasi dengan pembimbing dan latihan mengajar. Hal ini berlangsung sepanjang pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah yang dimulai pada hari Senin(5/14) hingga menjelang penutupan, Sabtu (25/14) yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan buku dan kitab (taftisul kutub) kesibukan mulai mewarnai kegiatan santri kelas enam setelah praktek mengajar ( tarbiyah amaliah) mereka harus menyiapkan pelajaran dan kitab mulai dari kelas satu sampai kelas enam di sana mereka dituntut untuk melengkapi kekurangan dari buku pelajaran atau kitab  yang pernah mereka pelajari mulai dari mereka kelas satu, setelah kegiatan tersebut mereka harus di sibukan kembali dengan sidang munaqosah (paper) dan kegiatan yang lain sampai pada waktu dimana mereka akan diwisuda “selamat dan terus berjuang semoga sukses”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar